Sabtu, 06 Januari 2024

Jawaban anis



Akar masalah sama tapi pemecahan nya bisa beda

Rabu, 13 Desember 2023

Masakah veras

 https://youtube.com/shorts/FRnbMfKGY-M?si=3p_eY2yvktAFj8GT


Ghjgg

Gjjcd

Kamis, 07 Desember 2023

Pegehwm

 arta - Sifat lain dari Rasulullah yang perlu diteladani dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yakni ramah tamah. Nabi dalam sebuah hadis berkata kepada istrinya, Aisyah RA:

يا عائِشَةُ ! عليكِ بتقوى اللهِ ، والرفْقِ ، فإِنَّ الرِّفْقَ لم يكنْ في شيءٍ قط إلَّا زانَهُ ، ولَا نُزِغَ مِنْ شيءٍ قطُّ إلَّا شانَهُ


Artinya: "Hai Aisyah, bertakwalah kepada Allah SWT, dan bersikaplah ramah. Sesungguhnya keramahan jika ditempatkan dimanapun, ia akan menghiasinya, dan tidak dilepas dari mana pun kecuali ia akan menjadikannya buruk".

Elga dan Nor Fadhilah menceritakan sebuah kisah mengenai sifat ramah Nabi SAW.


Ada seorang pengemis buta di sudut pasar Madinah. Pengemis Yahudi tersebut merasa jijik dan muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, ia menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu sering berkata bahwa siapa pun mesti mewaspadai sosok bernama Muhammad.


Rasulullah SAW sama sekali tak membenci dan dendam kepadanya. Beliau hanya tersenyum dan selalu bersikap lembut terhadapnya. Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.


Kebiasaan tersebut terus berlanjut, dan si pengemis itu tidak tahu bahwa yang menyuapinya makanan setiap hari ialah Nabi Muhammad, orang yang ia benci.


Setelah Rasulullah wafat, tak ada yang datang menyuapkan makanan kepada si pengemis buta tersebut. Selang beberapa waktu, Abu Bakar bin Shiddiq menggantikan kebiasaan Nabi tersebut. berkat informasi yang diberikan oleh Aisyah RA.


Sesampainya di sana, Abu Bakar ditegur oleh si pengemis tersebut, "Siapakah Engkau?". Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa".


Pengemis itu berkata lagi, "Bukan. Pasti engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang, tak usah tangan ini memegang dan tak usah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku. Dan, ia terlebih dahulu dihaluskan makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku".


Mendengar ucapan si pengemis, Abu Bakar menangis dan berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku merupakan salah satu sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia merupakan Nabi Muhammad, Rasulullah SAW".


Seketika, si pengemis pun menangis mendengar penjelasan dari Abu Bakar. Dan ia berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikit pun, ia mendatangiku dengan membawa makanan tiap pagi, ia begitu mulia".




Kisah pengemis disuapi nabi

 Kisah

Kamis, 28 September 2023

Hujun

EFRINALDI
AYAHKU PAHLAWANKU


BAGIAN I
BENIH-BENIH MIMPI

Geliat kehidupan mulai ketika ayam berkokok. Ibuku menyalakan kompor minyak tanah. Ibu merebus air. Ibu membangunkan aku yang masih berusia lima tahun. Ibu memandikan adikku yang berusia satu tahun. 

Kakakku, laki- laki baru datang dari rumah nenek sebab kakak tidur di rumah nenek semenjak kakakku mulai diajarkan nenek mengaji di rumah nenek. Aku, kakak dan ayahku pergi ke baruah, di pemandian mata air di lurah Baruah Gadiang. Kakakku mandi sendiri. Aku dimandikan ayahku.  

Ayah mengambil air di kolam khusus berlokasi di atas kolam pemandian. Kolam itu adalah kolam yang diperuntukkan hanya untuk mengambil air yang dibawa pulang untuk keperluan memasak. 

Aku, kakak dan ayahku pulang ke rumah. Ibu telah menyediakan kopi untuk ayahku di meja makan. Ayah minum kopi. Kakakku menyemir sepatu ayah. Aku main- main saja.

"Nasi goreng telah masak. Ayo makan!" seru ibuku. 

Kami semua makan nasi goreng yang baru diangkat dari penggorengan. Nasi goreng hangat itu langsung habis untuk sarapan kami semua. 

Ayahku dan ibuku berkemas hendak pergi bekerja sebagai guru di SMP Dangung-dangung. Kakakku berkemas hendak sekolah di SD No. 1 Mungka dekat rumah kami. Tinggalllah aku dan adikku di rumah diasuh uwakku.

***

Ayahku pulang dari mengajar jam satu siang. Beliau mengganti bajunya dengan pakaian rumah. Beliau shalat zuhur dan kemudian makan siang. 

Ayahku mengelus kepalaku. Tiba-tiba beliau menyadari bahwa rambutku telah panjang. Beliau pergi ke dalam kamar mengambil alat cukur. 

"Sinilah, Nak! Ayah akan memangkas rambutmu!"

Ayah membuka bajuku dan mulai memangkas rambutku. Sebentar saja rambutku telah rapi. Ayah memang pandai memangkas rambut. Beliau mengikuti keahlian kakekku dalam memangkas rambut. 

Kakek dulu menjadi tukang pangkas rambut di Mekah. Beliau pergi ke Mekah untuk menuntut ilmu agama selama tujuh tahun.. Untuk membiayai kehidupannya di sana beliau menjadi tukang pangkas rambut. 

Bakat memangkas rambut kemudian juga diwarisi pada kami anak-anaknya. Kami bersaudara saling memangkas rambut, sehingga menghemat biaya pangkas rambut. Kakakku bahkan kemudian menjadi tukang pangkas rambut bagi anak-anak sekitar rumah kami dengan bayaran relatif murah. 

Keahlian memangkas rambut juga diajarkan ayahku pada murid-murid SMP Dangung-dangung. Waktu itu SMP Dangung-dangung mengajarkan pada murid-murid berbagai keterampilan seperti memangkas rambut, bertukang, menjahit, montir sepeda motor dan lain-lain selain pelajaran standard. Ketermpilan yang mengagumkan adalah murid bisa membongkar sepeda motor dan memasangnya lagi dan sepeda motor bisa jalan lagi dengan baik. Kala itu SMP Dangung-dangung menjuluki dirinya sekolah pembangunan. Julukan itu membuat SMP Dangung-dangung bergaung namanya se Asia Tenggara dan sering dikunjungi orang untuk studi banding.

Sehabis memangkas rambutku, ayah berkata, 

"Ayah tidak berharap anak-anak ayah menjadi tukang pangkas rambut nantinya, melainkan semuanya memiliki keterampilan lebih hebat lagi. Kalau hidup susah di perantauan, dari pada minta minta-minta, lebih baik bekerja, walau pun menjadi tukang pangkas rambut. Tetapi ayah berdoa kalian semuanya nanti menjadi sarjana."
 
***

Setelah memotong rambutku, ayah pergi tidur siang. Sejam kemudian ayah bangun. Ayah memanggilku,

"Epi…poi ka poghak wak le."

Ayah mengajakku ke kebun. 

"Jadih, Pa!" jawabku mengiyakan.

Aku dan ayah pergi ke kebun di belakang rumah. Ayah membawa cangkul, tembilang, parang, sabit dan kantong plastik memakai gerobak. Aku mengikuti beliau.

Ayah menggali lubang dengan diameter sekitar setengah meter sedalam sekitar 60 cm memakai cangkul dan tembilang. Setelah selesai lubangnya, ayahku memintaku mengambil abu dari unggun di dalam kebun.

"Pi, poi tayiak abu di unggun agak sa kantong plastik ko a!" ujar ayahku sambil menyodorkan kantong plastik hitam.

Aku mengambil abu, sementara ayah mengambil anak pohon pisang dari suatu rumpun pohon pisang.

Ayah membawa sebuah anak pisang ke dekat lubang yang telah dibuat. Dipotongnya akar anak pisang yang menonjol dengan parang.

"Pi, mari kita taburkan abu ke pangkal pisang!" ujar ayah sambil memulai menaburkan abu ke pangkal anak pisang. Aku mengikuti cara ayah sehingga seluruh akar anak pisang telah tertaburi abu. 

"Sekarang kita tanam anak pohon pisang ini." ujar ayah

Ayah memasukkan pangkal anak pisang ke lubang. Ayah menyuruhku memegang pohon pisang agar tidak tumbang. Kemudian, ayah mulai menimbun lubang dengan tanah memakai cangkul. 

Selesai sudah acara menanam pisang. Kemudian ayah menyalakan unggun di tengah kebun. Setelah api menyala, ayah menebas semak di kebun memakai sabit. Ayah menyuruhku mengumpulkan tanaman hasil tebasan ke unggun. 

Ayah kemudian duduk di atas tunggul kayu tidak jauh dari api unggun. Beliau menyalakan rokoknya. Terlihat ayah sangat menikmati rokoknya.

Aku kemudian sibuk menangkap belalang. Belalang yang tertangkap aku ambil kakinya dan aku panggang di bara api. Setelah terpanggang aku makan kaki belalang itu. Ayahku seperti tidak memperhatikan aku. Tetapi aku yakin ayahku pasti memperhatikan aku bermain api, waspada kalau api unggun membahayakan aku. 

***

Sejak pagi mobil angkutan banyak ke kampungku. Mengangkut orang-orang ke kota Payakumbuh. Hari itu ada acara pacuan kuda di Kubu Gadang Payakumbuh. Mobil angkutan dari kabupaten lain juga beroperasi ke Kabupaten 50 Kota. Klakson mobil terdengar sepanjang jalan kampung. Ada juga klakson berupa melodi indah terdengar. 

Aku, kakakku dan ayah berangkat ke Payakumbuh. Kami menuju ujung jalan Sesampai di ujung jalan, bertemu jalan raya Mungka-Payakumbuh. Banyak orang di setiap simpang jalan. Berpakaian bagus tidak seperti biasanya. Mereka sama-sama mau menonton pacuan kuda. 

Oto Bahagia datang dari arah Barat. Ayahku menyetop bus. Ayahku tidak bertanya ke mana tujuan bus. Pastilah semua mobil angkutan menuju Payakumbuh hari ini. Sehari-hari Oto Bahgia bertrayek Mudiak Payokumbuah-Padang, namun hari itu tidak ada orang menuju Padang, semua akan tumplek ke Payakumbuh, bahkan orang dari Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ke Payakumbuh saja hari itu.

Sampailah di lapangan pacuan kuda Kubu Gadang. Kami antri membeli karcis masuk arena pacuan kuda. Beruntung kami dapat duduk di balkon. Pemandangan menjadi lapang untuk menyaksikan pacuan kuda.

Acara dimulai dibuka oleh Bupati Kabupaten 50 Kota. Serombongan orang berkuda kemudian mengarak piala yang akan diperebutkan hari itu oleh kuda-kuda bersama joki-joki andalan. Riuh sorak penonton.

Pacuan dimulai. Lima kuda berlomba di babak pertama ini. Di putaran pertama, kuda berpacu hampir berbarengan. Di putaran kedua, mulai ada perbedaan jarak antara satu kuda dan kuda lainnya. Kuda berwarna merah semut terlihat di depan diikuti kuda putih. Pekik penonton menggema di Kubu Gadang. Di putaran ketiga, kuda putih menyalib kuda merah semut. Kembali pecah pekik penonton. Di putaran akhir, kuda merah semut menang, mencapai garis finish paling dulu. 

Usai babak pertama. Pedagang asongan sibuk menawarkan dagangannya pada penonton. Aku melirik es cendol yang yang dibawa pedagang dekat kami. Ayahku menawarkan cendol pada aku dan kakakku. 

"Nio cindui kalian?"

"Iyo, Pa!"

Ayah membeli tiga kantong plastik es cendol, untukku, untuk kakakku dan untuk ayah.

Babak demi babak berlalu. Akhirnya tibalah pacuan terakhir perebutan juara diikuti juara-juara di babak penyisihan. Kuda merah semut menjadi juara. Piala diarak berkeliling arena pacuan kuda.

Usai sudah pacuan kuda. Ayah mengajak kami makan di restoran. Terhidang sejumlah masakan lezat di meja kami. Ada gajeboh, dendeng, rendang, ayam goreng, kuah ikan mas dan sayur daun singkong rebus. Aku makan dendeng. Sementara kakakku makan gajeboh. Ayahku makan ikan mas kuah. Usai makan petugas restoran mencatat makanan yang kami makan di atas kertas. Terlihat matanya memperhatikan makanan yang ada di meja dan mencatat semua yang kami makan. Petugas rumah makan memberikan secarik kertas itu pada ayahku. Ayahku memeriksanya. Sebentar saja ayah memeriksa dan terlihat tidak ada kekeliruan. Kami meninggalkan restoran setelah ayah membayar makan kami itu.

Kami menuju pasar di belakang toko Hizra. Ayah menawarkan apa makanan yang akan dibawa pulang. Aku tidak meminta apa-apa, juga kakakku. Ayah akhirnya membeli dua kantong botiah dan sekantong gelamai. Kami pun pulang menumpangi lagi Oto Bahagia. 

***

Ayah dan ibuku menjadi guru di SMP Dangung-dangung. Ayahku mengajar ilmu ukur sementara ibuku menjadi guru aljabar. Ayahku pandai menulis skenario drama, sementara ibuku pandai menjadi sutradara dan pelatih drama. 

Suatu hari ada acara sandiwara pentas di SMP Dangung-dangung. Ayah dan ibuku mengajakku dan saudaraku menonton acara itu. Sandiwara berjudul Rambun Pamenan. Ibuku menjadi sutradara dan pelatihnya. 

Yang kuingat pemeran utama prianya bernama Hafidz Wahyu. Orangnya ganteng, gagah namun menurutku dia berwajah lembut. Pemeran wanita utamanya aku lupa namanya. Ya, pastilah bintang di antara bintang di SMP Dangung-dangung masa itu.

Pertunjukan awal-awal adalah sederetan tarian Minang yang indah. Kemudian sederet pidato. Barulah mulai acara yang dinanti. Drama dimulai dengan pengenalan tokoh-tokoh. Tokoh muncul satu per satu dengan ekspresi dan ucapan singkat naumn kuat.

Aku tak terlalu ingat ceritanya dengan lengkap. Namun, seperti kisah zaman itu, sangat kental dengan kisah hitam putih. Seputar penindasan suatu pihak yang berkuasa kemudian berbalik pihak tertindas menuntut balas. Ada dipertontonkan adegan silat yang sangat bagus. Aku suka dialognya yang banyak berpantun-pantun. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Minangkabau. 

Yang mengesankan juga di acara itu adalah aku bertemu dengan teman sebaya sesama anak guru. Aku ingat bertemu anak Bu Wahidarni Padang Kandi, anak Bu Syamsimar Ampang Godang, Anak Pak Suharmo Dangung-dangung, Anak Pak Yusrizal Ketinggian, anak Pak M. Yan Guguak, anak Bu Nurianis Padang Jopang, anak Pak Jamal Tayeh, anak Pak Ali Satar dan banyak lagi. Sebagian besar anak-anak guru ini kemudian menjadi temanku di SMA Limbonang kemudian.
 
Yang menarik lagi adalah penonton diberi beberapa potong kue yang dibungkus dalam kantong plastik. Masa itu terjadi di tahun 70-an akhir. Ketika kehidupan berjalan perlahan namun berirama penuh harmoni.

***

HUT Republik Indonesia selalu meriah di Kecamatan Guguak di masa tahun 1970-an. Suatu hari aku diajak ayahku menonton pawai di Dangung-dangung. Kendaraan ayah waktu itu adalah sepeda. Ayah memboncengku di sadel. Ayah mengikat kakiku di rangka sepeda di bawah sadel agar kakiku tidak sampai terjepit jejari roda sepeda sewaktu kami berkendara.

Ada pawai orang-orang berpakaian berbagai profesi, seperti petani, polisi, tentara, dokter, insinyur, ulama dan lain-lain. Ini membuka wawasanku tentang adanya profesi yang bermacam-macam. Ada juga pawai sepeda hias. Aku suka menyaksikan drum band. Aku melihat kekompakan tim dan keharmonisan dalam komando stick mayor agar gerakan dan musik sinkron. 

Yang paling menarik adalah pawai alegoris. Di barisan terdepan ada orang seperti tokoh Soekarno. Orangnya gagah, tampan, berjas dengan dasi, berpeci dan berkaca mata hitam. Begitulah sosok Soekarno yang hidup di masyarakat. Soekarno dikelilingi oleh sejumlah istrinya yang cantik-cantik, seperti Bu Inggit Ganarsih dengan pakaian kebaya yang anggun, Bu Fatmawati yang keibuan, dan lain-lain sampai Ratna Sari Dewi dengan pakaian ala wanita Jepang. Di belakangnya diikuti dengan zaman orde baru. Pawai menampilkan bermacam-macam aspek pembangunan seperti kendaraan tempur dan pertanian.  

Barisan berikutnya adalah orang berpakain berbagai negara. Ini memberikan kesadaran bahwa ada banyak bangsa di dunia ini.

Pawai alegoris berkandungan pendidikan juga hiburan. Aku suka!

*** 

Malam hari ayahku minta dipijit kakinya. Aku memijitnya dengan enggan karena aku juga lelah. Ayahku bertanya padaku, 

"Setelah besar nanti kamu mau jadi apa?"

Aku berpikir sejenak. Aku telah melihat ayah menjadi guru, berkebun, memangkas rambut, melihat joki, dan terakhir banyak profesi diperlihatkan di pawai alegoris.

"Bermimplah setinggi langit, Nak!" kata ayahku tiba-tiba

"Aku mau jadi insinyur!" jawabku dengan semangat.

"Bagus!" kata ayahku.

Ayah kemudian tertidur. Aku menghentikan pijitan dan kemudian pergi ke kamarku. Pikiranku kembali ke pawai alegoris tadi siang. Deretan pawai yang panjang kembali tergambar dalam benakku. Namun, ya… sosok Soekarno lah yang paling membekas dalam benakku. 

Aku mau seperti Ir. Soekarno! tekadku dalam hati.

Aku pun memeluk bantal guling dan membenamkan kepalaku ke bantal yang empuk. Tidurku dihiasi mimpi kanak-kanak yang indah.

(bersambung)

Selasa, 19 September 2023

Efinalsi

E f r i n a l d i
K e h i d u p a n d a l a m S e m b u r a t K i s a h 
(18)

SARAN UNTUK PENSIUNAN
Ada saran untuk pensiunan : 1. Menjadi sukarelawan, 2. Menekuni hobby yang terbengkalai. 3. Mempelajari hal baru. 4. Memiliki aktifitas rutin (spt. mengantar cucu, pergi bersama anak, kerja bakti setiap akhir pekan), 5. Berolah raga rutin 6. Bersosialisai dengan mengikuti beragai kegiatan sehingga bertemu banyak orang.7.Jangan abaikan keuangan, 8. Bersyukur, 9. Lebih dekat dengan pasangan. 10. Tentukan tujuan hidup Anda, misal : beternak, membimbing anak, usaha properti, toko kelontong, 11. Pola makan sehat, 12. Pola pikir sehat,13. Gaya hidup sehat (tidak foya-foya), boleh belanja asal sesuai dengan kondisi keuangan,14. Menjaga relasi dengan teman lama, 15. Memperbaiki hubungan sesama manusia (keluarga, kerabat, dll),16. Berpikir positif, jangan buang energi untuk mengutuk diri sendiri dan orang lain, 17. Berwisata berkala, 18. Bersilaturrahim, 19. Bersedekah, 20. Mendekatkan diri pada Allah swt.

MOTIF DAN MOTIVASI
Manusia dilengkapi jasmani, akal, kalbu dan nafsu. Keempat itu bisa diaktifkan atau dibiarkan begitu saja.
Motif spiritual berasal dari kalbu memiliki daya dorong handal dan bertahan lama. Motif lebih dasar membuat orang bergerak, seperti tak bergerak tak bisa makan. Tak berusaha tak mendapatkan cinta kasih. Tak menabung tak mendapatkan rasa aman di masa depan. Tidak berprestasi tak mendapat penghargaan dari lingkungan. Tak menunjukkan karya menjadi hidup tak lengkap. Ada yang orang serta merta bergerak, termotivasi. Ada yang perlu pompaan semangat orang sekelilingnya. Motif spritual adalah handal dan bertahan lama. Dan itu digali dari ajaran agama. Motif duniawi bisa membuat orang bersemangat. Makanya, kalangan manusia modern yang menipis spiritualnya secara mekanistik melakukan cara menyemangati diri, seperti melihat pameran barang mewah. Nah…. itu saja pesan buat yang kehilangan semangat.

KETIKA MASA TUA TIBA 
Makanlah secukupnya
Berbagilah ilmu yang bermanfaat yang bisa diterapkan
Carilah komunitas yang membawa kebahagiaan dan mengajak ke syurga
Biarkan yang tak bisa diubah lagi

MEMANFAATKAN KEHIDUPAN MASA PENSIUN 
Dua tahun pensiun barulah benar-benar mantap bagiku menjalani masa hidup tersisa pasca bekerja. Aku telah memulai persiapan menjelang masa pensiun selama tiga tahun sebelum pensiun yaitu menyiapkan rumah masa tua, menunaikan ibadah haji, selesainya pendidikan anak-anak, bermenantu dan memiliki tabungan masa tua yang memadai. Begitu masa pensiun tiba, kegamangan datang juga. Ini menyangkut berubahnya aktifitas sehari-hari, berkurang atau hilangnya kontak dengan banyak orang yang selama ini selalu berhubungan sewaktu bekerja, menurunnya pendapatan rutin dan kecemasan merosotnya peran di kehidupan/ masyarakat.
Aku memastikan diri hidup di kampung halaman dengan aktifitas harian berkebun dan memelihara ikan. Walau sederhana, Ini mengatasi masalah merosotnya aktifitas, juga membantu masalah menurunnya pendapatan rutin selama pensiun dengan adanya pemasukan dari aktifitas itu walau tidak sebesar sewaktu bekerja formal.
Berkurangnya kontak dengan banyak orang dengan berhenti bekerja digantikan dengan menemukan komunitas orang setempat tinggal dan komunitas teman semasa kecil, teman sekolah, baik dengan bertemu langsung ataupun secara virtual dan mempertahankan sedapat mungkin tetap berkomunikasi dengan orang-orang lamaku dengan komunikasi di WAG, telepon maupun kunjungan silaturrahim seperti event kematian, sakit, pesta atau reunian.
Aku juga mengisi waktuku dengan menulis di blog dan WAG untuk sharing pengalaman yang mengurangi kegamangan merosotnya peran di kehidupan ini.
Aku menghibur diriku dengan wisata kuliner dan melakukan perjalanan melihat tempat wisata maupun tempat bersejarah dalam hidupku seperti berbagai tempat di Sumatera Barat dan Riau serta Kota Bandung.
Ada hal yang selama ini terasa masih kurang akan kukejar sedapat mungkin. Apa itu? Masih rahasiaku! Hehehe….

BISNIS PRODUK KOMODITAS DENGAN KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN BISNIS PRODUK INOVATIF
Ikut-ikutan bisnis produk komoditas yang sudah ada di dunia bisnis masih bisa untung seperti keuntungan bisnis orang lain, kalau pengelolaannya setara, baik biaya finansial, manajemen dan teknologi. Keuntungan bisa lebih tinggi bila dikembangkan keunggulan baru baik dalam pembiayaan, manajemen maupun teknologi. Bisnis produk inovatif lebih menjanjikan. Tetapi, memang butuh inovasi yang kadang bisa sederhana saja dan tak berbiaya tinggi, namun sering butuh penelitian dan pengembangan yang rumit dan mahal. Tetapi bila inovasi berhasil, akan dipetik buah yang manis setelahnya.


BETERNAK IKAN
Bisnis lele adikku mandeg dengan naiknya harga pelet buatan industri dan harga jual lele merosot di sekitar Payakumbuh.  Ini dicoba disiasati dengan menggunakan pelet buatan sendiri.
Teknologi pembuatan pelet sendiri bukan hal baru di masyarakat, telah banyak dibuat dan dipakai di peternakan ikan patin di Kab. Kampar, Riau dan berhasil.
Pola kerja pengembangan produk aku pakai dalam pengembangan peternakan lele ini dengan pakan pelet buatan sendiri ini. Mulai mengumpulkan informasi, menyusun "formula", menguji coba di kolam uji coba dan mengevaluasi. Bila baik ditingkatkan skalanya. Bila uji coba baik diulangi sampai dinilai valid. Bila skala pilot berhasil dilanjutkan rencana skala komersial. Pola pengembangan bisnis ini  juga memakai jalur analisa pasar sebelumnya, mempelajari supply chain (sumber bahan baku pelet, tempat membeli bibit, pelemparan hasil panen), sistem operasi yang tepat, pengelolaan SDM (keterampilan dan sistem pengupahan, jumlah pelaksana dan pengelola, perkruitan) dan keuangan yang efektif dan efisien. Kemudian men-set up bisnis dengan menyiapkan dana, SDM, membangun fasilitas berupa kolam produksi dan fasilitas pendukung, membuat SOP walau sederhana sekali pun dan kemudian mengoperasikan.
Dalam pengembangan fasilitas yang berbiaya diperhitungkan risiko gagal dengan membuat alternatif pemanfaatan fasilitas yang terlanjur dibangun untuk manfaat lain. Dalam hal peternakan lele intensif akan dialihkan ke peternakan ikan emas dengan pakan tradisional bila rencana awal gagal. Ini  mengadop strategi pembangunan sebuah rumah sakit swasta di Bandung yang tata ruangnya dirancang  sesuai untuk rumah sakit tetapi bisa diubah menjadi hotel bila umah sakit tidak berhasil. Kegagalan rumah sakit swasta bisa terjadi dengan sedikitnya pasien sehingga tidak bisa menyokong biaya operasional.
Dalam hal rencana peternakan lele dengan pakan buatan sendiri gagal akan dialihkan ke peternakan ikan tradisonal, dan itu tidaklah merubah fasilitas kolam secara berarti kecuali gudang pakan akan tidak terpakai. Kerugian lainnya mungkin mesin pelet tidak terpakai, tetapi kerugian bisa ditekan dengan menjual kembali mesin pelet.
Peternakan ikan dengan pakan/ cara tradisional baik kolam air mata air atau air tadah hujan, tetap ada untungnya tetapi produksinya tidak intensif namun juga tidak padat modal. Mengingat itu, aku berani membangun beberapa kolam sebelum uji coba peternakan lele dengan pelet buatan sendiri selesai. Toh tetap akan bisa dipakai untuk peternakan ikan lainnya.  – Efrinaldi (28 September 2022)

Sabtu, 29 April 2023

Manusia dikubur dg tanah yg sama

Manusia dikubur di tempat atau ada sebagian tanah penciptaanya 

 Manusia di kubur dg tanah yg sama